BELAJAR DARI SOSOK TANGGUH MUHAMMAD Sallalahu 'Alaihi Wasallam

Selasa, 03 Januari 2017

BELAJAR DARI SOSOK TANGGUH MUHAMMAD Sallalahu 'Alaihi Wasallam


Lahir ke dunia langsung menyandang status yatim. Usia 6 tahun menjadi seorang yatim piatu. Hanya 2 tahun dalam pengasuhan sang kakek, di usia 8 tahun kakek yang menyayanginya pun meninggalkan dirinya untuk selamanya. Semenjak itu diasuh pamannya yang hidupnya sederhana.

Tak lahir dalam gelimang harta dan fasilitas tak lantas menghalanginya menjadi sosok sukses di usia muda. Bukti kesuksesan buah dari karakter, akhlak dan skillnya adalah di usia 25 tahun ia mampu memberikan mahar untuk calon mempelainya sebanyak 20 ekor unta (senilai 400 juta rupiah) ditambah 1,5 kg emas (825 juta). Total 1.225.000.000,00 bila dirupiahkan. Pernahkan kita mengetahui seorang lelaki memberikan mahar senilai itu, bahkan di zaman sekarang?
Menginjak usia 37 tahun ia telah mencapai kebebasan finansial. Hal ini membuatnya memiliki waktu untuk menyepi memikirkan kondisi masyarakatnya yang hidup dalam kejahiliyahan. sampai turunnya risalah Allah kepadanya. Kemapanan tak lantas membuat ia terlena dan egois memikirkan diri sendiri dan keluarganya. Berat terasa olehnya penderitaan masyarakatnya, sangat menginginkan keselamatan bagi mereka.
Itulah hikmah kesulitan-kesulitan yang dialami sedari hari kelahirannya. Allah siapkan ia menjadi sosok tangguh pemimpin ummat. benarlah adagium; pelaut tangguh tak lahir di lautan yang tenang. Tempaan kesulitan membentuk karakter, akhlak, dan skillnya.

          Banyak dari kita yang memulai kehidupan dalam kondisi yang lebih baik daripada yang dialaminya. Namun,  sebesar apa kontribusi kita dalam mengentaskan penderitaan saudara-saudara kita? Apakah kenyamanan dan kemapanan kita menutup mata dan telinga dari menginginkan keselamatan dunia-akhirat bagi saudara-saudara kita?  Apa yang sudah kita lakukan untuk agama ini, untuk ummat ini? Perjuangan apa yang sudah kita lakukan untuk menciptakan kondisi lebih baik di sekitar kita?

         Jaminan Surga pun tak mengurangi kepedulian pada ummatnya. Hal itu dibuktikan dengan kenyataan di akhir hayatnya bahwa; setiap Nabi dan Rasul diperkenankan Allah mengangkat sebuah doa yang tak akan ditolak oleh Allah, tetapi ia simpan doa itu kelak untuk ummatnya di Akhirat. Itulah permohonan syafaat darinya pada Allah untuk kita ummatnya.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَد

Salam FULL Semangat...!!!

Erwan Wahyu Wibowo

0 komentar :

Posting Komentar