Nasihat Zakir Naik Terkait Muslim Murtad di Indonesia

Selasa, 11 April 2017

Nasihat Zakir Naik Terkait Muslim Murtad di Indonesia



"Sudah sepuluh hari di indonesia, Saya menemukan banyak fakta yang menyedihkan,  bahwa beberapa penduduk
indonesia yang dengan bangga mengatakan bahwa saya atau keluarga saya
keluar dari islam. Ini sangat mengherankan bagi saya,  kalian berada di
negara yang penduduknya mayoritas muslim, tapi rela meninggalkan Al Quran,
 meninggalkan mukjizat. Kami minoritas di India,  namun kami sangat malu,
 jika ada diantara kami yang murtad". Diatas adalah potongan jawaban DR.
Zakir Naik saat menanggapi pertanyaan seorang Atheis yang sebelumnya
muslim. Zakir Naik mendapat pertanyaan dari peserta asal Myanmar, Junaid.
Junaid minta pandangan Zakir Naik, tentang Islam yang dinilai tak
memberikan hasil yang besar dalam hubungan bermasyarakat.

Zakir Naik memberikan ceramah di Baruga A.P Pettarani Universitas
Hasanuddin Makassar. Ceramah dengan tema 'Quran and Modern Science',
menjadi agenda terakhir dalam kunjungan di Indonesia (10/4).


Sebelum menjawab, Zakir Naik bertanya kepada Junaid soal agama yang dianut
warga Myanmar tersebut. Lalu, Junaid mengaku dirinya dibesarkan oleh
keluarga Muslim, tapi saat ini dia tidak percaya lagi dengan agama.

"Sebelumnya saya muslim lalu saya saat ini tak percaya dan tidak memeluk
agama apapun," tutur Junaid.
Zakir pun menyinggung pemahaman masyarakat Indonesia tentang toleransi
beragama. Menurutnya, banyak yang salah kaprah soal makna toleransi
beragama. "Alhamdulillah, Indonesia adalah negara besar di dunia dengan
umat muslim terbesar. Ada 88 persen muslim di dunia di negara ini. Tapi,
Saya temukan masih banyak (orang Indonesia) yang bangga mengatakan saya
Muslim. Tapi, sekarang saya Atheis, saya murtad,"tuturnya Zakir Naik.

Menurut Zakir, seharusnya umat Muslim Indonesia malu ketika mengetahui ada
orang yang seagama pindah ke agama lain. Kata dia, umat Muslim sudah
seharusnya mengajarkan dan mengajak orang lain untuk masuk Islam.

"Kita (Muslim) di India itu adalah minoritas. Di sana, seorang Muslim yang
mengaku pindah agama akan sangat malu. Tapi kenapa di sini (Indonesia)
orang-orang sangat senang (pindah agama)," ucap Zakir.

Kalau alasannya karena toleransi, lantas Zakir bertanya arti dari kata
toleran?

"Saya tanya, jika anak Anda menjadi pecandu (narkoba), apa yang akan Anda
lakukan? Marah, Kenapa? Bukannya Anda toleran?," kata Zakir bertanya.

"Ketika anak Anda merasa dirinya superman, anak Anda ingin lompat dari
gedung sepuluh tingkat, mengapa Anda melarangnya? Apa karena dia pasti akan
mati jika terjatuh? Bukannya Anda toleran?" tuturnya.

Oleh karena itu, Zakir mengimbau, agar umat Muslim Indonesia sadar terhadap fenomena banyak kaum Muslim yang murtad. Ia meminta masyarakat Indonesia tidak tinggal diam dengan alasan toleransi beragama.

Menurutnya, harus ada langkah pencegahan dengan cara pendidikan agama sejak dini.

"Kalau anak yang merasa dirinya superman itu lompat dari lantai sepuluh, pasti akan mati, maka beri pemahaman kepada anak itu. Beri dia pendidikan,"
ujarnya.

Menurutnya, agama Islam harus sejak dini diajarkan kepada setiap orang. Baik itu bagi orang yang lahir dari keluarga Muslim ataupun non Muslim. Alasannya, kata dia, hanya Islam yang diridhoi Allah.

"Kalau kau tidak mencegah anakmu memakai narkoba, tidak mencegah anakmu
untuk melompat,maka kamu akan berdosa. Jika anak  kamu pindah agama (kenapa) malah cengengesan. Pindah ke Hindu, Kristen (kenapa) bangga sekali," jelasnya.

Ia menegaskan, jika ada Muslim di India yang membiarkan Muslim lain pindah
agama, maka orang tersebut akan dikucilkan.

"Apa yang terjadi dengan Muslim di Indonesia?" ucap Zakir.
Menjawab pertanyaan Junaid, Zakir menyarankan pria asal Myanmar itu untuk
memahami isi dari Al Quran. Menurutnya, dalam kehidupan bermasyarakat
seluruh tuntutan Allah sudah tertuang dalam Al Quran dan hadis. [az]

0 komentar :

Posting Komentar