Isra' Mi'raj, Bukti Kokohnya Keyakinan Sang Cinta Sejati

Rabu, 26 Oktober 2016

Isra' Mi'raj, Bukti Kokohnya Keyakinan Sang Cinta Sejati


Semoga Alloh mengampuni dosa-dosa saya dan mengampuni dosa-dosa kaum muslimin dan semoga kisah yang disampaikan dapat mengokohkan kembali keyakinan kita. Kisah yang diambil dari sosok yang agung lagi mulia ini kiranya telah diabadikan dalam sejarah yang lampau. Entah pada Sarah Nabawiyah ataukah pada kitab-kitab Tarikh. Saya melihatnya sangat menarik dan mengandung sebuah pelajaran yang sangat mendalam.

Kita tentu ingat kisah Isra' dan Mi'raj dan bagaimana Nabi kita yang mulia memperoleh perintah solat lima waktu pertama kalinya secara langsung dari Dzat Yang Maha Agung Alloh Robbul Alamin tanpa melalui perantara sebagaimana biasanya.

Kita semuapun mengetahui bahwa perintah ini menjadikan syariat solat lima waktu merupakan syariat yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang telah akil baligh. Saya tidak akan bercerita tentang kewajiban solatnya karena kita semua sudah mengetahui hal itu.

Saya mencoba mengajak untuk menengok bagaimana kondisi dan keadaan Nabi kita yang mulia selepas di Isra'-kan ke Bantul Maqdis kemudian Mi'raj-kan ke Sidratul Muntaha dan semua itu dilakukan dalam jangka waktu sehari semalam. Sebuah perjalanan yang bahkan seandainya hal itu dilakukan oleh kuda-kuda Quraisy yang paling kuat dan penunggang yang paling tangguh maka hanya mampu ditempuh satu bulan.

Percayakah kita saat itu apabila ada seseorang yang tidak bisa menulis dan membaca kemudian menyampaikan berita mampu melakukan perjalanan satu hari satu malam dengan Bouraq sebuah makhluk berbentuk kuda yang memiliki sayap dari Mekah ke Palestina dan kemudian kembali lagi ke Mekah?. Sebuah perjalanan yang hanya mungkin dilakukan dalam waktu satu bulan dengan kuda terbaik dan penunggang terbaik. Inilah sulitnya menjadi seorang sahabat kala itu.

Dengan kondisi teknologi yang belum secanggih sekarang maka jika bukan orang-orang pilihan maka siapa lagi yang mungkin dapat percaya? Semua diluar akal manusia kala itu. Seorang pembesar Quraisy yakni Abul Hakkam yang dijuluki Abu Jahal untuk menghancurkan keyakinan orang-orang muslim kala itu mengajak Nabi kita yang mulia naik ke atas bukit Abu Qubais.

Bukit Abu Qubais merupakan sarana informasi yang digunakan oleh orang-orang Quraisy untuk menyampaikan sebuah berita ke khalayak ramai ke seluruh rakyat Mekah. Nabi kita yang mulia oleh Abul Hakkam diminta menyampaikan kisah Isra' dan Mi'raj.  Maka Nabipun kemudian menyampaikan keseluruhan kisah perjalanan yang telah dilakukan dari awal hingga akhir. Tahukah apa respon dari rakyat Mekah?. Rakyat Mekah yang telah berkumpul ketika itu spontanitas meragukan kisah yang disampaikan. Berita itu tersebar ke seluruh penduduk Mekah hingga membuat guncang iman kaum muslimin.

Abul Hakkam dengan bangga merasa telah menghancurkan agama Islam dan dirinya pun turun dari bukit Abu Qubais menuju Darun Nadwah. Sebuah tempat berkumpul bagi orang-orang Quraisy untuk bermusyawarah. Abul Hakkam menceritakan kepada mereka kisah Nabi kita yang mulia peristiwa Isra' dan Mi'raj dan mendustakan kisah tersebut. Dan ia bangga dan merasa telah menang dan menghancurkan agama Islam.

Namun keberhasilan tersebut belum sempurna dan totalitas sebelum satu orang mendustakan kisah ini. Siapakah yang dimaksud?. Orang yang dimaksud adalah Abu Bakar Ash-Shidiq radhiyallohu'anhu. Maka pergilah Abul Hakkam dan rombongannya mencari Abu Bakar. Setelah bertemu dengannya diceritakanlah kisah perjalanan Nabi tadi dari awal hingga akhir. Responnya tentu saja kita ketahui bahwa Abu Bakar mengimaninya. Abu Bakar mempercayai perjalanan Nabi dari Isra' dan Mi'rajnya. Maka saudaraku tengoklah apa responnya. Tengoklah bagaimana sikapnya. Tengoklah bagaimana akhlak beliau yang mulia mematahkan pendapat Abul Hakkam. Abul Hakkam tidak bisa berkata.

Disini urusannya belum selesai karena rakyat Mekah mendustakan kisah ini bahkan membuat iman kaum muslimin guncang karenanya. Simaklah bagaimana Abu Bakar membalikkan isu yang miring dan informasi yang keliru konspirasi orang-orang Quraisy. Dicarilah Rosululloh Shalallohu alaihi wa Salam ke bukit Abu Qubais.

Pada saat itu orang-orang masih ramai berkumpul di bukit Abu Qubais dan bertanya kepada Rosululloh kebenaran berita yang disampaikan. Perhatikanlah bagaimana cara Abu Bakar membalikkan informasi yang keliru.

Dari kejauhan Abu Bakar berteriak memanggil. "Ya Rosululloh!, Ya Rosululloh!". Orang-orangpun memberikan jalan kepada Abu Bakar. Dari mulai memanggil Rosululloh sembari berjalan menuju Rosululloh, Abu Bakar bercerita kisah peristiwa Isra' dan Mi'raj. Semua matapun tertuju pada Abu Bakar. Sesekali Abu Bakar berhenti berjalan dengan tetap mengulangi kisah yang disampaikan hingga tepat sampai di sisi Rosululloh. Abu Bakar bertanya, "Benarkah apa yang engkau ceritakan?". Rosululloh pun mengatakan dan dengan lantang Abu Bakar pun menimpali. "ANDA BENAR WAHAI ROSULULLOH ! ".

Seketika itu isu dan berita miring tentang kebohongan berbalik 360 derajat pada penduduk Mekah dan iman orang-orang muslimin pun kembali dan kokoh. Informasi kebenaran dengan sangat cepat merebak ke seluruh penjuru Mekah. Konspirasi orang-orang Quraisy dipimpin oleh Abul Hakkam yang ingin menghancurkan atau minimal melemahkan keyakinan muslimin gagal total.

Saudaraku, sungguh banyak pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa ini. Aplikasi yang beliau terapkan sangat penting utamanya dalam menangkal atau membendung informasi-informasi yang keliru terlebih lagi tendensius untuk melemahkan Islam. Terlebih lagi peristiwa yang terjadi beberapa hari ini di media sosial.

Kunci utama yang bisa kita petik dari kisah diatas adalah:
1. Keimanan kepada Alloh yang terpatri dengan begitu mendalam.
2. Keyakinan akan syariat yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wa Salam.
3. Selalu seleksi berita dan informasi yang sampai kepada kita. Tahan lisan dan jari kita.

[bii/ok]

0 komentar :

Posting Komentar